Rabu, 31 Agustus 2016

FILOSOFI TAMAN SARI (TAMAN SARI PHILOSOPHY)

Oke Agan Agan setelah lama tidak update berita kali ini saya akan berusaha membagi pengetahuan yang tidak seberapa yang mungkin dapat bermanfaat untuk agan-agan yang tidak sengaja mampir mampir...


Oke....Siapa yang tidak tahu Taman Sari,yang terletak di jogja tepatnya beralamat di Jl. Nogosari No.6, Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55132
Yah siapa sangka di balik tiket masuk pengunjung yang hanya berharga Rp.5000 untuk lokal dan Rp.12.000 untuk turis manca negara tersebut tempat wisata Taman Sari ini memiliki Filosofi kehidupan terutama Filosofi kehidupan bermasyarakat...

Taman sari Yogyakarta merupakan cagar budaya warisan Keraton Yogyakarta yang masih dapat kita lihat berdiri gagah . Taman sari dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan HB I, pada tahun 1758. Sampai saat ini istana  Taman sari sudah mengalami beberapa kali renovasi sehingga terllihat menarik tanpa menghilangkan nilai historisnya dan filsafat yang ada di dalamnya. Taman Sari terletak sekitar 300 meter sebelah barat dari Keraton Yogyakarta.

Keindahan Taman sari Yogyakarta salah satunya yaitu memiliki kolam air yang dikelilingi benteng setinggi 6 meter. Pada zaman dahulu Tamansari dipergunakan untuk mandi para istri Sri Sultan.

Saat memasuki pintu gerbang Taman sari, anda akan melihat gambar yang menceritakan keadaan Taman sari pada waktu yang lalu. Pada masa tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa dahulu Taman Sari Yogyakarta terdapat kebun buah-buahan yang dapat di petik Sultan setiap hari. Buah-buahan tersebut seperti semangka, nanas dan mangga dan lain-lain. Taman sari pada waktu itu begitu sejuk dan segar karena masih banyaknya pepohonan yang tumbuh ditempat tersebut. Keindahan dan kesegaran alam di Taman sari pada waktu yang lalu sudah tidak dapat kita temu lagi sekarang karena ditempat tersebut sudah banyak didirikan pemukiman yang dilakukan oleh penduduk setempat. Penduduk yang menempati sekitar Taman sari Yogyakarta konon merupakan kerabat abdi dalem keraton yang sudah turun temurun.

Taman sari Yogyakarta dibangun oleh Sultan setelah penandatanganan perjanjian Giyanti tahun 1755 yang sebelumnya terjadi pepecahan diantara keluarga dalam keraton sendiri yang berakhir dengan pecahnya Mataram menjadi 2 bagian. Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Pendirian Taman sari dimaksudkan untuk menentramkan hati, istirahat dan berekreasi Sultan dan keluarganya. Selain itu Taman sari juga dipersiapkan sebagai sarana untuk benteng pertahanan dalam menghadapi musuh kerajaan. Arsitek dari bangunan berasal dari Portugis sehingga corak dari bangunan Taman sari ini bergaya seni arsitektur Eropa, akan tetapi simbol jawa yang ditonjolan disini nampak lebih dominan.

Taman sari Yogyakarta dibangun sebagai kompleks taman kerajaan yang terdiri dari : kolam pemandian, kanal air, ruangan-ruangan, dan sebuah kolam besar. Bangunan-bangunan pada Taman sari Yogyakarta terdiri dari :

Bagian Sakral yang terdapat di Taman sari Yogyakarta berupa bangunan yang sedikit menyendiri yang dulunya digunakan oleh Sultan dan keluarganya untuk melakukan semedhi atau pertapaan,maksud dari pertapaan disini adalah untuk menenangkan diri dan menentramkan hati dari segala masalah duniawi untuk bisa dekat dengan sang Pencipta.

Bagian Kolam Pemandian yang digunakan untuk membersihkan diri oleh Sultan dan keluarganya yang terdiri dari dua kolam yang dipisahkan oleh bangunan bertingkat. Air yang keluar dari dari pancuran yang berbentuk binatang dihiasi oleh pot-pot besar.

Bagian Pulau kenanga. yang terdiri dari beberapa bangunan yaitu Pulau Cemeti, Sumur Gumulih dan lorong-lorong yang berada dibawah tanah.

Pulau Cemeti atau Pulau Kenanga merupakan bangunan tinggi yang digunakan untuk tempat beristirahat dan dipakai untuk tempat pengintaian. Bangunan ini satu-satunya yang akan terlihat bilamana kanal air dibuka dan air akan memenuhi kawasan Pulau Kenanga. Jika dilihat dari atas, bangunan ini menyerupai bunga teratai yang berada ditengah kolam yang cukup besar.

Para wisatawan dapat menaiki menara Tamansari sehingga bisa menikmati pemandangan dari atas, dapat melihat pemandangan dengan lega, mengamati kedua kolam pada bagian utara dan bagiian selatan. Pada menara tersebut terdapat jendela dengan jeruji yang terbuat dari kayu yang masih asli belum pernah diganti dari pertama kali menara ini dibuat.

Nah ini filosofi yang saya mau bagi ke agan agan...,apakah agan-agan yang sudah pernah ke Taman Sari tau mengapa pintu-pintu atau jalan masuk keruangan lain memiliki tinggi yang rendah ?,ya setelah saya mencari tahu dari berbagai sumber itu dibuat sedemikian rupa karena pada zaman dahulu terdapat para penjaga di pintu-pintu tersebut...tujuan pendeknya pintu tersebut adalah agar kita menundukkan kepala jika kita lewat didepan orang lain...pada zaman dahulu para abdi dalem selalu menundukkan badanya kepada punggawa kerajaan yang menjaga di pintu yang perukuran pendek tersebut,ini biasa dipraktikkan oleh masyarakat Jogja dan dikenal sebagai tatakrama bermasyarakat...baik kepada orang lokal maupun asing...jadi memang benar bila jogja memiliki banyak kearifal lokal dan masyaraktnya yang Istimewa...

Yak sekian Sob Pembahasan dari saya masih terlalu jauh dari sempurna... silahkan tinggalkan Komentar setelah membaca...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar